Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena, di Ambon saat Pertemuan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI, Rabu (13/6/2025). Foto: Hira/vel

PARLEMENTARIA, Ambon - Pemetaan data subsektor musik secara akurat dinilai menjadi kunci utama dalam pengembangan potensi ekonomi kreatif di Maluku. Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena, menegaskan perlunya intervensi pemerintah pusat yang disertai kerja sama aktif pemerintah daerah untuk menyusun database bakat musik secara komprehensif.

"Selalu dikatakan orang Maluku jago nyanyi, tapi nyanyi apa? Genre-nya apa? Kapasitasnya bagaimana? Usianya berapa? Mereka berani tidak untuk tampil di luar? Semua ini harus didata secara rinci," ujar Samuel kepada Parlementaria di Ambon usai Pertemuan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI, Rabu (13/6/2025).

Menurutnya, selama ini pengembangan talenta musik di Maluku berjalan tanpa basis data yang jelas. Padahal, pemetaan data menjadi dasar penting untuk merancang program pembinaan dan pengembangan yang tepat sasaran. "Maluku sudah diakui sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO. Ini harus dibarengi dengan pemetaan potensi secara detail, agar pembinaan bisa berjalan optimal," jelasnya.

Samuel menegaskan bahwa pengembangan subsektor ekonomi kreatif musik tidak bisa hanya mengandalkan inisiatif pusat, tetapi harus dibangun melalui kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah. "Harus ada intervensi dari pemerintah pusat, tapi pemerintah daerah juga harus menyambut. Tidak bisa pusat punya rencana besar, sementara daerah pasif. Ini harus menjadi kerja bersama," tegasnya.

Dengan adanya data yang akurat serta sinergi pusat-daerah, Samuel optimistis potensi musik Maluku tidak hanya akan berkembang secara nasional, tetapi juga mampu menembus pasar internasional. (hal/aha)